Kamis, 13 September 2012

Sweet Valentine

Diposting oleh Unknown di 01.10
“Mbak Risa, tadi saya nemuin kotak ini di depan pintu. Di sini tertulis nama Mbak Risa. Tapi nggak ada nama pengirimnya. Cuma ada inisial E di sini,” kata Mbak Ina saat Risa sedang sarapan bersama keluarganya.

“Hah? Kotak? Isinya apaan nih?” tanya Risa penasaran sambil membuka kotak pink dengan pita diatas nya itu.

“Wah, ternyata Risa punya fans gelap nih ceritanya?” goda mamanya.

“Ah, Mama apaan sih?”

Risa membuka kotak pink itu. Ternyata di dalamnya berisi sebuah kalung berbentuk hati yang terjadi menjadi 2 bagian. Pada belahan pertama, di belakangnya tertulis huruf R dan di belahan yang lain tertulis huruf E. Risa sangat terkejut melihat isi kotak itu. Dan sangat bingung dengan inisial yang tertulis pada kalung itu.

“Siapa sih yang ngirimin benda ini? Sok misterius bener. Eh, ada suratnya nih!” Risa segera membaca isi secuil surat itu.

Kau bagai bintang dalam hidupku Ku sangat ingin memilikimu Tapi kau terlalu jauh untuk ku raih Karna aku tak tau isi hatimu Ingin ku menjadi bulan di hidupmu Karena bintang slalu di sisi bulan Dan bersama menerangi bumi ini “E”

“Apa-apaan sih nih orang? Kenapa nggak terus terang aja sama aku? Kenapa mesti pake inisial segala sih? Kira-kira inisial E ini siapa ya? Aku jadi penasaran nih!” Risa bengong sambil terus memikirkan siapa orang yang mengirimkan hadiah dan surat itu.

“Jangan bengong aja. Kalau udah selesai, cepetan berangkat. Nanti kamu terlambat!” kata mamanya membuyarkan lamunan Risa.

“Iya, Ma. Ya udah, Risa berangkat dulu ya, Ma,” pamit Risa
 ***



Di gerbang sekolah, kebetulan Risa bertemu dengan Dita dan Angga. Dita dan Angga menyapa Risa terlebih dahulu karena Risa terlihat lebih lesu dari biasanya.

“Hai, Ris.” Sapa Dita dan Angga bersamaan.

“Hai,” balas Risa dengan sedikit muram.

“Kamu kenapa Ris?” tanya Dita.

“Aku bingung nih. Tadi pagi ada yang mengirim kotak isinya kalung dan cuma ditaruh di depan pintu.”

“Wah dari siapa tuh?”

“Nah, itu dia yang bikin aku bingung. Cuma ada inisial E di suratnya itu.

“Bye, Angga....” sapa Dita pada Angga karena Angga berbeda kelas dengan Dita dan Risa.

Angga hanya membalasnya dengan senyum dan lambaian tangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Setibanya di kelas, Risa kembali terkejut karena di atas meja nya ada seikat mawar merah segar. Sepertinya baru di petik dari pohonnya. Risa segera meraih mawar itu dan melihat isi kartu kecil yang tergantung pada mawar itu.

Ku kirimkan mawar merah ini Karena mawar merah lambang cinta Seperti cinta yang berkobar di hatiku Agar kau pun merasakan cintaku

Lewat mawar merah ini Semoga di hidupmu di penuhi cinta Cinta dari setiap orang di sisimu Agar kau bahagia karena cinta “E”

“Coba lihat,” Dita merebut kartu kecil itu dari tangan Risa dan membacanya.

“E??? Siapa nih?” tanya Dita setelah mebaca isi kartu itu.

“Entahlah” jawab Risa singkat. *** Saat istirahat, mading di penuhi siswa-siswi yang berebut untuk melihat pengumuman yang tertempel di mading.

“Ada apaan sih, Dit? Kok ramai banget gitu?” tanya Risa.

“Aku juga nggak tahu nih. Aku nerobos dulu ya. Nanti aku kasih tau. Permisi...misi... Ketua OSIS mau lewat,” teriak Dita. Ternyata ide nya berhasil. Tanpa berlu berdesak-desakan, Dita bisa membaca pengumuman itu dengan leluasa. Risa tersenyum melihat ulah Dita. Risa segera beranjak maju kedepan mading dan membacanya. “Huuu... Dasar tukang bohong,” protes seorang siswa kesal karena telah di bohongi oleh Dita. Dita hanya nyengir.

“Wah, Ris. Ada lomba dansa nih. Ikutan yuk! Nanti biar aku yang daftarin kamu sama Angga,” usul Dita.

“Nggak ah, aku nggak mau. Lagian Angganya juga belum tentu mau kok,” protes Risa.

“Kalau kamu emang mau ikut biar aku temenin, Ris,” tiba-tiba Angga muncul dari belakang Risa.

“Nah, tuh Angga dah mau kok. Ya udah, aku daftarin dulu ya,” Dita segera berlari menuju ruang OSIS untuk mendaftarkan kedua sobatnya. *** Saat pulang sekolah, Risa mendatangi kelas Angga dan mencari-cari sosok cowok itu.

“Ris, ngapain di sini? Kok belum pulang?” tanya Angga bingung.

“Aku cuma mau minjem catatan matematika kamu kok. Soalnya tadi Bu Mira nggak bisa ngajar. Jadi di suruh pinjem kelas lain deh. Boleh kan?” jelas Risa.

“Oh, tentu aja boleh, Nih.” Jawab Angga sambil menyerahkan bukunya pada Risa.

“Ris, kamu pulang bareng siapa?” lanjut Angga.

“Sendirian aja. Kenapa?”

“Mau aku anterin nggak?”

“Wah, kebetulan nih. Ya udah, yuk!” ajak Risa.

Saat dibonceng Angga, Risa merasa sangat nyaman. Entah apa yang terjadi dengannya saat ini. Padahal, biasanya Risa merasa biasa-biasa aja kalau di bonceng Angga. Tapi kali ini ia merasa ada yang berbeda dengan hatinya.

“Ada apa denganku?” tanya Risa dalam hati. Risa memberanikan tangannya melingkar di pinggung dan menyandarkan kepalanya di punggung Angga. Angga yang meyadari Risa sedang bersandar di punggungnya hanya tersenyum kecil. *** Sesamapinya di rumah, Risa tersenyum seperti orang tolol. Kemudian Ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia kembali membayangkan wajah Angga. Saat matanya menagkap sebuah kotak pink, ia bangkit dan mengambilnya. Ia kembali memandangi kalung itu dan berfikir apa maksud dari inisial R dan E yang tertulis di belakang kalung itu. Sempat terlintas di benaknya, “Andai saja kalung itu dari Angga, aku pasti sangat senang,” Tapi secepat kilas ia menepis semua itu dari pikirannya.

Kemudian, ia mengerluarka semua gaun yang dimiliknya dari dalam lemari pakaian di kamarnya. Ia ingin tampil secantik mungkin dan semanis mungkin dilomba besok malam. Apalagi besok ia akan berdansa bersama Angga. Cowok yang membuat hatinya berdebar-debar saat dekat dengan dia. Setelah 30 menit berdiri di depan cermin, akhirnya ia menemukan gaun yang cocok untuk ia pakai saat lomba dansa besok malam. Kemudian ia teringat tugas matematikanya dari Bu Mira tadi siang. Ia segera mengambil buku Angga dari dalam tasnya. Saat ia sedang sibuk mengerjakan soal-soal itu, ia menemukan sesuatu di dalamnya. Sesuatu yang membuatnya penasaran selama ini. *** Hari perlombaan pun dimulai. Risa terlihat sangat cantik dengan gaun pilihannya. Tapi sayang, ia sangat gugup.

“Dit, aku gugup nih,” jelas Risa sambil meremas gaunnya.

“Nggak bisa dong. Aku kan juga udah punya pasangan sendiri. Tenang aja, nggak usah gugup gitu,” Dita menenangkan Risa.

“Baiklah, peserta lomba segera maju ke tengah karna lomba akan segera di mulai,” terdengar instruksi ketua OSIS.

“Ris, kamu udah siap?” tanya Angga. Tapi belum sempat menjawab, Angga sudah lebih dulu menariknya ke tengah. Angga merasakan tangan Risa yang menjadi dingin.

“Kamu gugup ya?” tanya Angga. Risa hanya tersenyum kecil karena mukanya berubah seperti udang rebus. Lomba dansa pun dimulai. Ternyata Risa memakai kalung yang bertuliskan huruf R dari orang misterius itu. Ia berpendapat kalau R berarti Risa.

“Kalung kamu bagus banget, Ris?” tanya Angga. Mendengar pertanyaan Angga, Risa kemudian memakaikan kalung belahan kedua yang bertuliskan huruf E di leher Angga.

“Ris untuk apa ini?” tanya bingung.

Kau tak perlu takut untuk bintang. Kau hanya perlu keyakinan meraihnya. Dan aku pun ingin. Kau menjadi bulan di hatiku Yang selalu menerangi Dan menebar aroma cinta Lewat mawar merah di hatimu Agar bulan dan bintang selalu bersama Dan selalu di penuhi dnegan cinta abadi

Kalimat itu terucap dari mulut Risa. Kalimat yang telah di nantikan Angga selama ini. “Sekarang aku mengerti. Inisial E itu adalah kau,” ucap Risa lirih dan sembari tersenyum bahagia.

“Ternyata kau tau semua itu. Risa, I love you,”

“I love you too, Angga. Erlangga Setyawan. Happy Valentine for you.”

Angga sangat bahagia mendengar ucapan Risa yang sangat berarti dalam hidupnya. ***

0 komentar:

Posting Komentar

 

It's For Women ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review